Sabtu, 02 Juli 2011

Ajarkan Manfaat Buah Lewat Komik

Markus tiba-tiba tidak datang latihan sepak bola. Padahal, klub sepakbola mereka akan menghadapi pertandingan bulan depan. Irfan, Okto, dan Ridwan pun berinisiatif menjenguk. Markus rupanya terkena tipus dan tidak mau minum obat.

Karena pertandingan di depan mata, Markus sebagai penjaga gawang harus segera pulih dan latihan. Irfan pun memaksa Markus rajin minum obat dan makan buah-buahan. Pada latihan selanjutnya, Markus ternyata sudah sembuh dan hadir.

Itulah sepenggal cerita yang tersaji dalam komik berjudul 'Buah untuk Calon Juara'. Tersaji dengan gambar-gambar lucu penuh warna, komik ini menjadi media yang menyenangkan bagi anak-anak untuk belajar mengenal manfaat buah bagi tubuh.

Komik ini hanya salah satu dari serangkaian komik yang akan disebarluaskan Kementerian Pertanian dan Kementrian Pendidikan untuk anak SD. Sementara komik untuk anak SMP 'Belajar dari Pisang dan Pepaya'.

Sri Kuntarsih, Direktur Budidaya Pasca Panen Tanaman Buah, Dirjen Holtikultural Kementerian Pertanian, yakin bahwa komik merupakan media tepat untuk melakukan pendekatan mengenai penanaman budaya makan buah pada anak-anak.

"Anak akan lebih senang membaca jika buku yang dibaca menarik perhatiannya. Tidak hanya itu, ini adalah salah satu cara untuk menanamkan budaya mengkonsumsi buah nasional pada anak-anak," ujarnya, saat pembukaan Festival Kota Buah di Taman Wisata Mekarsari.

Ia melihat budaya konsumsi buah nasional masih sangat rendah, hanya 37 persen berdasarkan data Dirjen Holtikultural Kementerian Pertanian. Ironis, karena Indonesia adalah negara yang kaya akan buah-buahannya. Di Taman Wisata Mekarsari saja ada 1.437 varietas unggul yang telah dikembangkan.

Menurutnya, tingkat konsumsi buah nasional berhubungan erat dengan budaya yang berkembang di masyarakat. Banyak yang enggan mengkonsumsi buah karena tidak mengenalnya sedari kecil. "Untuk mengubah budaya tersebut dan menanamkan kecintaan masyarakat pada buah-buahan nasional, harus dimulai dari generasi termuda."

Demi menarik perhatian anak-anak, komik itu sengaja memadukan unsur-unsur hiburan dan pendidikan. Ini terlihat dari penggunaan karakter pemain bola nasional yang saat ini banyak digandrungi anak-anak, seperti Irfan Bachdim, Markus Horisson, serta Okto Maniani. Penjelasan mengenai manfaat buah pun dibuat seringan mungkin agar anak-anak mudah mengerti.

Lihat saja saat Irfan memaksa Markus untuk makan buah yang mengandung protein, lemak, karbohidrat vitamin, mineral, serat dan antioksidan. Karena mengikuti saran Irfan untuk mengonsumsi buah, Markus pun sembuh dan dapat berlatih kembali.

Menurut Sri Kuntarsih, buah nasional tidak kalah dari buah-buahan impor, karenanya budaya mengonsumsi buah nasional harus ditanamkan sedari dini. Bahkan, hal ini juga telah diatur dalam UU Holtikultura No 12 tahun 2010 terkait masuknya pelajaran mengonsumsi produk-produk holtikultura ke dalam kurikulum sekolah. Karena itu, komik ini pun tidak akan diperjualbelikan.

Mengajarkan anak mencintai buah tidak hanya didapat melalui komik. Anda dapat mengajak serta buah hati Anda mengunjungi kebun buah seperti pada Festival Kota Buah Mekarsari yang akan diadakan hingga 10 Juli 2011.

Sesuai dengan prinsip 4 Si yang dianut oleh Taman Wisata Mekarsari yaitu Rekreasi, Edukasi, Konservasi dan Reboisasi, Festival kota Buah menyajikan berbagai macam hiburan, pendidikan mengenai buah, konservasi dengan dikembangkannya berbagai macam jenis varietas buah, dan reboisasi dengan diperjualbelikannya bibit tanaman.

Di sana, anak-anak akan belajar banyak tentang buah melalui parade buah, pagelaran tari, teater buah, fashion show dengan aksesoris buah, tata kota unik berbentuk buah, outbond, hingga kebun tanaman buah dalam pot (tambulampot). Klik video Festival Kota Buah Mekarsari di sini.

Seperti Ibu Arum dari Cijantung, salah satu pengunjung Festival Kota Buah. Dia datang dengan anak dan suami untuk mengisi liburan sekolah anak-anaknya. "Saya datang bersama anak dan suami kesini. Kebetulan liburan, sekalian ngenalin buah-buahan ke anak-anak soalnya mereka tidak terlalu suka buah," ujarnya kepada VIVAnews.

Jadi, tidak susah kan mengenalkan buah pada anak?